Melatih kemandirian #part1
Pengamatan Hari ke-1
Bagi seorang ibu yang bekerja di ranah publik tantangan materi bulan ini sungguh menantang, apalagi ditambah dengan perbedaan dua pola asuh yang berbeda, dimana saya berusaha keras untuk melatih supaya anak mandiri, di sisi lain neneknya yang tidak lain adalah ibu saya berusaha sepenuh hati melayani.
Untuk itu saya berusaha mengawalinya dengan tema makan tanpa disuapin, sebenarnya waldan sudah mau untuk makan sendiri, tapi beberapa hari kemarin dia mulai lagi mogok makan sendiri, dan mbahnya pun lebih seneng menyuapi waldan, karena menganggap cucunya makan akan lebih banyak dan cepat klo disuapin 😥😥.
Untuk hari ini saya belum membicarakan masalah ini ke ibu saya, saya berusaha untuk sounding lebih banyak dulu soal makan sendiri sama waldan.
Konsistensi untuk makan sendiri tanpa disuapin
Selepas pulang kerja, saya pun menemui waldan yang sedang di kamar mbahnya, menanyakan apakah ujiannya bisa ia lewati dengan baik.
"Gimana uas nya hari ini bang?
"Alhamdulillah bisa"
"Alhamdulillah"
Di tengah obrolan kami, ia pun mengatakan kalau ia lapar dan ingin makan malam, lalu meminta saya untuk membuatkan telor ceplok.
"Ma, Abang lapar, mau makan pake telor ceplok"
"Iya boleh, mama masakin dulu sebentar, sambil nunggu telornya matang, abang sholat isya dulu yaa!"
(hopely tidak lebih dari 15 kata)
Waldan selesai menjalankan sholat isya nya dan saya pun mengambilkan nasi beserta telor ceplok sesuai dengan permintaannya kemudian memintanya untuk makan sendiri, namun dia agak merajuk dan malas untuk makan sendiri dengan berbagai alasan, saya berusaha membujuknya dengan menggunakan metode KomProd untuk meyakinkan waldan agar mau makan sendiri.
“Ma, suapin ma!”
“Makan sendiri ya nak, abang kan udah besar”
“iya, tapi abang mau disuapin”
“Sekarang kan abang udah 8 tahun kan”
Mengingatkannya bahwa tepat tanggal 28 kemaren usianya sudah 8 tahun, dan saya pun sedikit menagih ucapannya mau makan sendiri kalo sudah 8 tahun, karena memang fitrahnya anak minta dilayani sampai usianya 7 tahun menurut sahabat Ali Ra, tapi bukan berarti anak tidak boleh makan sendiri sedari kecil, semakin mandiri sedari kecil semakin baik untuk kehidupannya di masa yang akan datang.
“Abang mau disuapin ma, sambil baca buku”
“kan bisa makan sendiri sambil baca buku”
“atau kalo gak, abang tutup dulu bukunya baru abang makan”
Di jeda kalimat perintahnya supaya gak lebih dari 15 kata, mengingat anak saya adalah anak laki-laki yang tidak bisa menerima kalimat perintah lebih dari 15 kata.
“Gimana bang? makan sendiri yaa!”
“iya deh” tapi sambil manyun.
Ekspresinya waldan gak banget yaa!
Sepintas nampaknya tantangan hari ini berhasil, namun apakah bisa konsisten atau tidak untuk melakukannya. Kalau lihat ekspresinya sih, perjuangan saya masih jauh.
But we hape to fight it, for your better future, to be a real man…..😘😘😘
#Haripertama
#Tantangan10hari
#Level2
#KuliahbunsayIIP
#Melatihkemandirian
Komentar
Posting Komentar