Melatih Kemandirian part#9
Pengamatan Hari ke sembilan
Hari ini pulang kerja waldan ketangkep basah lagi makan disuapin mama mbah nya..hmmmmmmmmm saya langsung tarik nafas dalam-dalam... Dan coba cooling doang, mengingat suasana pulang kerja, dan pikiran masih panas hawa dari luar rumah..
Saya kemudian masuk kamar untuk berganti pakaian dan menunaikan sholat maghrib, setelah sholat maghrib baru saya menghampiri waldan yang baru saja selesai makan.
"bang, kenapa makannya disuapin?"
"abang lagi males aja ma..makan sendiri, abang pengen disuapin"
Saya tarik nafas, dan coba memahami perasaannya yang kadang memang ingin dilayani, mencoba memahami proses perubahannya dikala ia menginginkan masa-masa sebelumnya kembali. Saya pun memeluknya dan mencoba mengajaknya berbicara dari hati ke hati.
"abang, klo lagi kepengen makan disuapin, coba abang langsung inget abang umur berapa?"
"ohh..gitu ya ma"
"hooh"
"tapi abang tadi pengen makan disuapin ma, soalnya abang masih susah misahin duri ikannya"
"hmmmmm" ini yang sebenarnya jadi masalah, ketika waldan merasa kesulitan mama mbahnya berusaha langsung membantunya, bukan memberikan solusi atas kesulitannya..sepertinya peer saya memang sama ibu saya, sepertinya pengertian yang sudah saya kasih tidak bisa membendung rasa kasihan terhadap cucunya, yang justru sebenarnya rasa kasihan itulah yang nantinya membuat cucunya jadi tidak bisa memutuskan terhadap suatu masalah.
Yayayaaaaa...PeeR saya belum selesai, niat mau naik tingkat ke level kemandirian yang lainnya sepertinya belum bisa..๐ฅ
Tapi gak apa-apa bang, mama tetap semangat bikin abang jadi anak yang mandiri..
"besok-besok abang bilang sama mama mbah kaya gini yaaa! Mama mbah abang mau makan sendiri, tapi tolong pisahin duri ikannya yaa"
Waldan mengangguk dan pembicaraan kita hari ini pun selesai, begitu juga dengan laporan saya hari ini.
#harikesembilan
#level2
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian
Hari ini pulang kerja waldan ketangkep basah lagi makan disuapin mama mbah nya..hmmmmmmmmm saya langsung tarik nafas dalam-dalam... Dan coba cooling doang, mengingat suasana pulang kerja, dan pikiran masih panas hawa dari luar rumah..
Saya kemudian masuk kamar untuk berganti pakaian dan menunaikan sholat maghrib, setelah sholat maghrib baru saya menghampiri waldan yang baru saja selesai makan.
"bang, kenapa makannya disuapin?"
"abang lagi males aja ma..makan sendiri, abang pengen disuapin"
Saya tarik nafas, dan coba memahami perasaannya yang kadang memang ingin dilayani, mencoba memahami proses perubahannya dikala ia menginginkan masa-masa sebelumnya kembali. Saya pun memeluknya dan mencoba mengajaknya berbicara dari hati ke hati.
"abang, klo lagi kepengen makan disuapin, coba abang langsung inget abang umur berapa?"
"ohh..gitu ya ma"
"hooh"
"tapi abang tadi pengen makan disuapin ma, soalnya abang masih susah misahin duri ikannya"
"hmmmmm" ini yang sebenarnya jadi masalah, ketika waldan merasa kesulitan mama mbahnya berusaha langsung membantunya, bukan memberikan solusi atas kesulitannya..sepertinya peer saya memang sama ibu saya, sepertinya pengertian yang sudah saya kasih tidak bisa membendung rasa kasihan terhadap cucunya, yang justru sebenarnya rasa kasihan itulah yang nantinya membuat cucunya jadi tidak bisa memutuskan terhadap suatu masalah.
Yayayaaaaa...PeeR saya belum selesai, niat mau naik tingkat ke level kemandirian yang lainnya sepertinya belum bisa..๐ฅ
Tapi gak apa-apa bang, mama tetap semangat bikin abang jadi anak yang mandiri..
"besok-besok abang bilang sama mama mbah kaya gini yaaa! Mama mbah abang mau makan sendiri, tapi tolong pisahin duri ikannya yaa"
Waldan mengangguk dan pembicaraan kita hari ini pun selesai, begitu juga dengan laporan saya hari ini.
#harikesembilan
#level2
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian
Komentar
Posting Komentar